Poso, Sulawesi Tengah – Warga Poso dan sekitarnya diguncang gempa bumi berkekuatan M 6,0 pada Selasa malam. Gempa ini dilaporkan terasa hingga kota Palopo, Sulawesi Selatan, dan Mamuju, Sulawesi Barat, menimbulkan kepanikan, meski sejauh ini belum ada laporan korban jiwa. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa dipicu oleh aktivitas sesar Tokoraru, salah satu sesar aktif di wilayah Sulawesi.
Kronologi dan Dampak Gempa
Gempa terjadi sekitar pukul 21.15 WITA dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan bumi. Episenter gempa berada di koordinat 1,2° LS dan 120,8° BT, tepatnya di daratan Poso, Sulawesi Tengah.
Banyak warga melaporkan merasakan guncangan kuat selama beberapa detik. Beberapa bangunan di Poso mengalami kerusakan ringan, seperti retak pada dinding dan plafon. Warga di Palopo dan Mamuju juga merasakan guncangan, meski dengan intensitas lebih ringan, sehingga sebagian masyarakat memilih mengungsi ke tempat terbuka untuk berjaga-jaga.
Penyebab Gempa
BMKG mengonfirmasi bahwa gempa ini terjadi akibat pergerakan sesar Tokoraru, yang termasuk dalam jaringan sesar aktif di Sulawesi. Sesar ini bergerak secara tektonik, sehingga sesekali memicu gempa dengan magnitudo sedang hingga kuat.
“Gempa yang terjadi di Poso ini dipicu aktivitas sesar Tokoraru. Sesar aktif ini memiliki potensi menimbulkan gempa dengan intensitas sedang hingga kuat,” jelas seorang pejabat BMKG.
Respons Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah daerah Poso segera menurunkan tim tanggap darurat untuk memantau kondisi masyarakat dan mengecek potensi kerusakan. Aparat keamanan juga mengimbau warga agar tetap tenang, tidak panik, dan mengutamakan keselamatan.
Di Palopo dan Mamuju, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengingatkan masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rawan runtuh serta menyiapkan jalur evakuasi jika terjadi gempa susulan.
Potensi Gempa Susulan
BMKG memperingatkan kemungkinan gempa susulan (aftershock) yang dapat terjadi beberapa jam hingga beberapa hari setelah gempa utama. Warga diminta tetap siaga, menjauhi bangunan rapuh, dan memantau informasi resmi dari BMKG dan BPBD setempat.
Pelajaran dan Pencegahan
Gempa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana alam, termasuk:
- Mempersiapkan jalur evakuasi di rumah dan lingkungan.
- Mengetahui titik kumpul darurat di sekolah, kantor, dan perumahan.
- Memastikan bangunan rumah tahan gempa sesuai standar konstruksi.
- Mengikuti informasi resmi dari BMKG dan BPBD terkait gempa dan potensi risiko, baca selengkapnya di sini:
◉ https://gribjayapalopo.org/teknologi/gempa-m-60-di-poso-dipicu-aktivitas-sesar-tokoraru-terasa-di-palopo-mamuju/
◉ https://gribjayadumai.org/hukum/baharkam-polri-gagalkan-penyelundupan-pmi-ilegal-di-dumai/
◉ https://gribjayajayapura.org/hukum/jasad-bayi-ditemukan-terapung-di-pantai-skouw-jayapura-polisi-selidiki/
◉ https://gribjayamakassar.org/teknologi/cuaca-makassar-dan-sekitarnya-besok-20-agustus-2025-cerah-berawan-hingga-sore/
◉ https://gribjayaparepare.org/nasional/432-napi-lapas-parepare-dapat-remisi-hut-ke-80-ri-2-orang-langsung-bebas/
Kesimpulan
Gempa M 6,0 yang mengguncang Poso dipicu oleh aktivitas sesar Tokoraru, terasa hingga Palopo dan Mamuju. Meskipun belum ada laporan korban jiwa, warga diimbau tetap waspada terhadap gempa susulan dan potensi kerusakan bangunan.
Insiden ini menegaskan pentingnya kesiapsiagaan bencana, kesadaran masyarakat, dan pengawasan pemerintah untuk meminimalkan risiko akibat gempa bumi di wilayah rawan tektonik seperti Sulawesi.